Tanam Gadu, Petani Siapkan Senjata Hadapi OPT

PENENGAHAN – Kelompok tani (poktan) di Kecamatan Penengahan mulai mempersiapkan tanam di musim gadu. Persiapan lain, poktan berencana untuk menghindari serangan beberapa organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Khusus OPT, petani menaruh atensi terhadap dua jenis hama yang berpotensi menjadi pengganggu utama musim ini. Kedua hama tersebut adalah wereng, dan tikus. Petani memprediksi dua hama yang menjadi perusak tanaman itu akan sering muncul pada musim gadu seiring dengan dukungan iklim. Poktan Sakinhaga dari Desa Tamanbaru, dan poktan Srimaju dari Desa Kuripan, kecamatan setempat sudah mengeluarkan prediksi soal kedua hama tersebut. “Prediksi hama wereng bakal muncul karena didukung iklim dengan kelembaban tinggi. Sedangkan perkembangan tikus, puncak populasinya pada Agustus ini,” kata Petugas POPT Kecamatan Penengahan, Syafruddin, kepada Radar Lamsel, Senin (5//8) kemarin. Langkah antisipasi OPT yang akan coba dilakukan pada musim gadu sekarang ini dengan pengamatan sedini mungkin. Yaitu dari persemaian. Cara ini diterapkan karena pada pengamatan di persemaian sangat efektif dalam pengendalian OPT tikus sedini mungkin. “Saat ini ketersedian makanan bagi tikus tidak ada, karena itu, kita pakai teknik persemaian. Kita tekankan ke penangananyang lebih menjurus ke budidayanya,” katanya. Dia mengakui jika persemaian lebih terkhusus pada pemberantasan perkembangan OPT. Jadi, kata dia, hal yang paling mungkin bisa diterapkan untuk memerangi hama-hama itu dengan cara pengamatan ruitn atau mingguan. Dilanjutkan dengan olah tanah sempurna, dan penerapan obat-obatan. “Penggunaan pestisida kimia secara tepat, dan bijaksana. Ada empat hal, tepat dosis, tepat sasaran, tepat waktu, tepat cara. Penggunaan kimia wajib dilakukan berdasarkan pengamatan,” katanya. Apabila populasi OPT dengan populasi musuh alami tidak seimbang, Syafruddin mengatakan langkah tersebut perlu pengendalian dengan cara PHT (pengendalian hama terpadu). Yaitu dengan menggunakan pestisida nabati, dan agenshayati. Pada prinsipnya, poktan di Kecamatan Penengahan menganggap pestisida kimia merupakan alternatif terakhir. (rnd)
Sumber: