JTTS Sisakan Sederet Persoalan
NATAR - Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Bakauheni - Terbanggi Besar (Bakter) masih menyisakan beberapa masalah, salah satunya adalah janji pihak JTTS untuk membangun kembali jalan-jalan yang terdampak oleh pembangunan tol tersebut. Desa Mandah, Kecamatan Natar contohnya, warga disekitar Over Pass 13 tepatnya di KM 103 mengeluhkan tidak tuntasnya pihak JTTS dalam mengembalikan Jalan Usaha Tani (JUT) yang telah disepakati.Warga menilai, pihak Tol seolah menganggap enteng persoalan jalan tersebut. Sumardi (57) mengatakan, para petani kala itu sangat mendukung program pemerintah pusat. Bahkan petani ataupun warga tidak meminta ganti rugi ataupun dibuatkan overpass untuk roda dua. Tetapi kebaikan warga itu ternyata dibalas dengan sangat buruk. \"Jujur saja kami kecewa mas, tadinya jalan kami ini ya sangat membantu petani dalam membawa hasil tani, tetapi sekarang justru kami dipersulit,\" tuturnya kepada Radar Lamsel, Selasa (8/9). Kesulitan itu sambung dia, diakibatkan oleh kurang seriusnya pihak JTTS dalam mengganti JUT mereka. \"Tadinya kami meminta agar jalan ini dialihkan mengarah ke Over Pass 13 yang bisa dilalui oleh kendaraan roda empat, saat itu pihak Tol setuju dan mulai melakukan pengalihan jalan. Tetapi ternyata yang dikerjakan tidak sesuai harapan, jalan itu justru sulit dilalui dan tidak bisa menyambung langsung ke Over Pass,\" tuturnya. \"Kami harus memutar melewati perkampungan warga,\" tambah dia sembari menunjukkan foto jalan itu. Disisi lain Kades Mandah Sutrisno meminta agar pihak operator JTTS yakni PT Hutama Karya (HK) untuk bertanggungjawab. \"Setidaknya ada tiga keluhan warga yang saya serap, pertama timbunan jalan yang dilakukan pihak Tol kurang lebar sehingga tidak dapat memutar, kedua perlu pembuatan siring agar tidak mengakibatkan banjir, ketiga timbunan jalan kurang bagus, keempat pemasangan gorong-gorong tidak sesuai dengan debit air dan terakhir pemasangan gorong-gorong terlalu tinggi sehingga merusak sawah warga,\" urainya. Dia menambahkan, pihak JTTS bukannya tidak mengerjakan apa yang telah disepakati melainkan semua pekerjaan yang dilakukan tidaklah sesuai dengan perjanjian. \"Bukan tidak dikerjakan, saya akui mereka kerjakan. Tetapi kurang baik dan justru merugikan warga,\" pungkasnya. (Kms)
Sumber: