Kuatkan Kearifan Lokal Cegah Konflik Sosial

Kuatkan Kearifan Lokal Cegah Konflik Sosial

PALAS – Pencegahan konflik sosial yang dilakukan oleh Forum Keserasian Sosial Kecamatan Palas, terus digalakkan hingga menyentuh semua lini masyarakat desa di wilayah Palas. Setelah menggelar pertemuan tematik Forum Keserasian Sosial di Desa Rejomulyo. Forum yang dibentuk untuk menciptakan masyarakat yang rukun dan damai ini kembali di gelar di Desa Suka Bakti, Jumat (18/12) kemarin. Ketua Forum Keserasian Sosial Kecamatan Palas, Sutrisno mengatakan, berbeda dari sosialisasi sebelumnya yang diberikan kepada kalangan remaja. Kali ini sosialisasi pencegahan konflik sosial ini diberikan kepada kalangan masyarakat. Mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda. “Kita menciptakan forum keserasian sosial ini, untuk menciptakan kehidupan masyatakat yang rukun dan damai ditengah banyaknya perbedaan. Baik dari sisi suku, agama, ataupun status sosial,” kata Sutrisno kepada Radar Lamsel di sela kegiatan tersebut. Sutrisno menerangkan, salah satu penyebab terjadinya konflik sosial di lingkungan masyarakat lantaran mulai meredupnya budaya kearifan lokal masyarakat. Salah satu budaya kearifan lokal yang mulai ditinggalkan yaitu budaya bergotong-royong masyarakat. Padahal budaya gotong royong tersebut merupak perekat kebersamaan masyarakat untuk mencegah terjadinya konflik sosial yang bisa memberikan dampak kerusakan lebih besar dari bencana alam. “Budaya kita adalah budaya bergotong – royong. Tapi sudah mulai meredup, padahal budaya tersebut merupakan perekat kebersamaan dan kekompakan yang bisa mencegah terjadinya konflik sosial di lingkungan masyarakat. Forum ini perlu dibentuk di Desa Suka Bakti karena masyarakatnya terdiri dari beragam suku dan agama,” paparnya. Sutris mengatakan, melalui sosialisasi tersebut budaya bergotong royong yang sudah meredup tersebut dapat dihidupkan kembali. Sehingga bisa menciptakan masyarakat desa yang tentram dan damai, jauh dari konflik sosial. “Salah satu hal kecil yang bisa dihidupkan kembali yaitu bergotong royong mebersihkan dan mengamankan lingkungan desa, serta menghidupkan kembali budaya bermufakat. Dengan begitu masyarakat bisa berperan dalam mengisi pembangunan desa, yang jauh dari konflik sosial,” harapnya. (vid)  

Sumber: