Gagal Diperbaiki, Sawah Terancam

Gagal Diperbaiki, Sawah Terancam

PALAS – Ancaman banjir masih menghantui lahan persawahan di wilayah Palas pada musim rendeng tahun ini. Sebab, rencana perbaikan pintua air gagal terealisasi tahuni ini. Hal itu tentu saja mengundang keresahan kepada petani. Salah satunya di Desa Bandar Hurip, ratusan hektar lahan sawah terancam banjir akibat kerusakan pintu air. Ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Bandan Hurip, Karyadi mengatakan, gagalnya realisasi perbaikan pintu air ini tentu saja membuat petani kecewa. Sebab salah satu pemicu banjir yang kerap terjadi di desa setempat akibatnya rusaknya pintu pengairan. “Ya  petani memang masih resah, karena di Bandan Hurip ini sebagian besar pintu air rusak. Akaibatnya saat irigasi meluap air langsung masuk ke sawah,” ujar Karyadi memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Selasa (29/12) kemarin. Sukaryadi menjelaskan, dari 10 pintu air yang ada di lahan persawahan Bandan Hurip terdapat delapan pintu air yang telah mengalami kerusakan. Hal itu tentu saja mengancam tanaman padi pada musim rendeng tahun ini terdampak banjir. “Sebagian pintu air sudah mengalami kerusakan. Total ada 10 pintu air, semantara yang rusak ada delapan pintu. Daun pintunya sudah jebol,” ungkpanya. Akibat gagalnya perbaikan pintu air, setidaknya ada 450 hektar lahan persawahan yang terancam banjir pada musim rendeng tahun ini. “Total di Bandan Hurip ada 600 hektar, sementara yang terancam banjir akibat kerusakan pintu air ada 45 hektar,” sambungnya. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penguji Kontstruksi dan Bangunan Kecamatan Palas Slamet juga mengamini pengajuan perbaikan pintu air persawahan di wilayah Palas gagal terealisasi. “Yang banyak mengalami kerusakan itu ada di Desa Bandan Hurip dan Pulau Tengah. Dan tahun ini gagal terealisasi mungkin disebabkan Covid-19 ini. Tapi akan kita ajukan kembali di tahun 2021 mendatang,” pungkasnya. (vid)  

Sumber: