Air tak Cukup, Puncak Musim Tanam pun Mundur
Ilustrasi Gambar--
SRAGI, RADARLAMSEL.DISWAY.ID - Program percepatan tanam padi di wilayah Sragi masih tersendat kendala pasokan air. Meski hujan telah mengguyur sejak sebulan lalu, namun air belum cukup untuk olah tanah.
Dari data Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Sragi, hingga akhir Januari capaian tanam masih di bawah 15 persen.
Kepala UPT Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Sragi, Haryono mengatakan, hingga kini program percepatan tanam padi masih terkendala air. Meski Sragi telah diguyur hujan sejak sebulan lalu tapi belum memenuhi kebutuhan air untuk persawahan.
"Kita masih terkendala di pasokan air. Meski sudah sering hujan, tapi sawah itu airnya belum rata. Air hujan hanya mengesi tanah yang retak, karena sawah terlalu kering," kata Haryono kepada Radar Lamsel, Selasa (30/1) kemarin.
BACA JUGA:BPBD Was-was di Februari
Haryono menerangkan, luas potensi tanam di Sragi mencapai 2.272 hektar. Tapi sampai akhir Januari ini capaian tanam masih 200 hektar.
Sebenarnya, sebagian petani bisa mengandalkan sumur bor untuk mengatasi kekurang air di sawah. Namun petani enggan jika tanam tidak merata lantaran beresiko serangan hama.
"Di Baktirasa ini sebenarnya petani masih bisa pakai sumur bor. Tapi mereka enggak mau tanam duluan, karena rentan serangan penyakit kalau tanam tidak merata," ungkapnya.
Padahal sebelumnya puncak musim tanam diperkirakan tiba pada awal Februari. Namun kata Haryono, sampai saat ini sebagian lahan belum melakukan olah tanah.
"Sekarang sebagian besar lahan belum bisa olah tanah karena kurang air. Harapak kita di Februari ini curah hujan meningkat di Februari ini," pungkasnya. (vid)
Sumber: