RMD Bakal Bangun Ekonomi Desa degan Hilirisasi Produk Pertanian
--
PALAS, RADARLAMSEL.DISWAY.ID – Gubernur terpilih Provinsi Lampung Rahmat Mirzani Djausal (RMD) berkomitmen meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari desa. Dalam lima tahun kedepan desa mesti menjadi pondasi penopang ekonomi di Provinsi Lampung.
Provinsi Lampung sendiri memiliki penduduk sebanyak 9,4 juta jiwa. Sebanyak 70 persen penduduk tingga di desa, dan 30 persen penduduk tinggal dikota. Meski begitu, pertumubuhan ekonomi desa berbanding terbalik dengan jumlah penduduknya.
Upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa ini juga menjadi salah satu keinginan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto untuk mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045.
Salah satu langkah yang bakal ditempuh untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa dengan melakukan hilirisasi komoditas yang ada di desa.
“Hilirisasi ini jangan diartikan harus mebuat pabrik yang besar, dengan teknologi, ada orang-orang pintar didalamnya, bukan seperti itu. Hilirisasi ini adalah meningkatkan nilai tambah,” kata RMD saat menggelar dialog bersama kepala desa se Kecamatan Palas, di Desa Bumidaya, Rabu (22/1).
BACA JUGA:Soroti Tindak Kejahatan Curanmor, Merik Havit: Ada Solusinya
RMD mengambil contoh gabah yang menjadi komoditas unggulan Kecamatan Palas. Saat ini, kata RMD, setelah panen padi petani langsung menjual gabah kepada pengepul atau tengkulak. Hal ini, selain tidak meningkatkan nilai tambah juga membuat perputaran ekonomi yang ada di desa terhenti.
“Petani yang sebelumnya menjual gabah langsung, menjadi menjual beras tentu akan menghasilkan nilai tambah. Sebelumya petani hanya mendapat keuntungan Rp 3.000 per kilogram dari menjual gabah menjadi Rp 4.500 per kilogram ketika petani menjual beras, ada nilai tambah Rp 1.500. Ini yang kita maksud dengan hilirisasi,” terang RMD.
Untuk memuluskan hilirisasi gabah, Pemprov Lampung juga bakal menyediakan Rice Milling Unit (RMU) di setiap BUMDes. Dengan begitu petani di desa menjadi lebih mudah mengakses pabrik penggilingan beras.
Tak sampai disitu saja, BUMDes juga menyediakan permodalan untuk petani padi. Selain itu Pemprov juga membangun kerjasama dengan Bulog agar beras dibeli dengan harga yang tetap, namun menguntungkan petani.
RMD menjelaskan, sistem hilirisasi ini juga menjadi salah satu upaya membuka lapangan kerja di desa. Jika program hilirisasi ini berjalan setidaknya ada 10 orang yang bekerja setiap satu unit pabrik penggilingan padi.
“Untuk panen selanjutnya petani harus jual beras, tidak boleh jual gabah. Tapi ingat, BUMDes juga tidak boleh mencari untung, kalau BUMDes cari untung nanti yang rugi petani. Esensi BUMDes itu mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, bukan memperkaya aparat desa,” sambungnya.
RMD juga menjelasakan, ada lima komoditas pertanian di Lampung yang akan dihilirisasi demi pembangunan ekonomi desa. Di Lampung Selatan ada padi dan jagung, kemudian komoditas lain yaitu kopi, kelapa, dan pisang.
Sumber: