Lagi, Aktivitas Tambang Resahkan Masyarakat

Lagi, Aktivitas Tambang Resahkan Masyarakat

Giliran PT. BLJ Dikeluhkan Warga Akibat Debu

SIDOMULYO – Aktivitas tambang batu yang kerap menimbulkan dampak buruk terus menghantui warga sekitar pertambangan. Kali ini warga Dusun Muara Tiga, Desa Bandar Dalam, Kecamatan Sidomulyo keluhkan operasi tambang milik PT. Bangun Lampung Jaya (BLJ). Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, aktivitas pertambangan PT. BLJ di Dusun Muaratiga kerap menimbulkan debu yang beterbangan setiap harinya. Bahkan, debu tersebut mengganggu proses belajar-mengajar siswa SD yang berada disekitar lokasi pertambangan. Kepala SDN 2 Bandar Dalam Ibrahim membenarkan debu yang dihasilkan sangat mengganggu aktifitas pembelajaran dikelas. “Adanya debu akibat operasi pertambangan tentu mengganggu siswa kami,” kata dia kepada Radar Lamsel, Jum’at (30/12). Selain debu, kata Ibrahim, sebagian pagar milik SDN 2 Bandardalam rusak akibat terkena dampak dari penggunaan bahan peledak. Hal ini tentu menjadi perhatian oleh pihak sekolah meski belum ada lokal yang rusak akibat dampak ledakan tersebut. “Kalau gedung sekolah memang belum ada yang rusak, namun kami merasa was-was dengan kondisi tersebut,” ujar dia. Hal senada juga diungkapkan Zailani (42) warga sekitar pertambangan. Dikatakannya, pihak perusahaan harus peka dengan kondisi yang dialami warga sekitar. Pasalnya aktifitas pertambangan tak hanya mengganggu pendidikan anak-anak mereka namun sudah merambat hingga buruknya kondisi jalan di dusun tersebut. “Jalan sepanjang 200 meter didekat SDN 2 Bandardalam juga rusak, namun pihak perusahaan juga tidak mempedulikan,” beber Zailani. Diterangkannya, pihak perusahaan dahulu pernah berjanji akan segera memperbaiki jalan rusak tersebut, namun sudah hampir tiga tahun janji tersebut belum juga direalisasikan oleh pihak PT. Bangun Lampung Jaya. “Dahulu masyarakat meminta aktifitas tidak mengganggu lingkungan sekolah, serta melakukan perbaikan jalan sepanjang 200 meter tersebut agar dilakukan pengecoran,” katanya lagi. Terpisah Kepala Desa Bandar Dalam Suyadi mengatakan belum lama ini banyak menerima laporan masyarakat terkait keluhan dari aktifitas pertambangan tersebut. “Memang perjanjian yang pernah dilakukan pada waktu itu, saya belum menjabat sebagai Kades,” kata dia. Dijelaskan Suyadi, masyarakat umumnya memprotes penggunaan bahan peledak yang menimbulkan debu, serta jalan rusak akibat truk yang melintas hingga permasalahan Corporate Social Responsibility (CSR). Keluahan masyarakat tersebut sambung Suyadi, akan segera ditindak lanjuti agar perusahaan segera mengambil langkah konkrit terhadap permasalahan yang terjadi ditengah masyarakat. “Kami terus berupaya mempertemukan masyarakat dan perusahaan agar ada jalan keluarnya,” imbuhnya. Mendengar hal tersebut Manager PT. Bangun Lampung Jaya, Aan membantah semua tuduhan keluhan yang ditujukan kepada perusahaan. Menurutnya semua permintaan masyarakat setempat sudah dipenuhi termasuk pembuatan sumur bor. Sementara untuk pengecoran jalan sepanjang 200 meter yang dimaksud sudah dibeli oleh lima perusahaan tambang yanga ada dilingkungan sekitar. “Jalan itu sudah kami beli bersama lima perusahaan lainnya, termasuk pagar sekolah kami yang buat,” ujarnya. Sementara untuk mengatasi debu, lanjut Aan pihak perusahaan mengerahkan truk tangki air untuk membasahi jalanan sekitar agar debu tidak mengganngu aktifitas warga. “Kami siram terus agar debu tidak mengganggu,” tandasnya. (ver)

Sumber: