BMS Mengakui Belum All Out
Anggaran Hanya Diserap Setengah dari Rp 430 Juta
KALIANDA – Pemkab Lampung Selatan akhirnya mengakui merosotnya prestasi Kabupaten Lampung Selatan dalam ajang Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Provinsi Lampung karena tidak all out dalam pembinaan. Saking tidak all out-nya, anggaran sebesar Rp 430 Juta untuk melakukan pembinaan kafilah hanya diserap setengahnya. Sementara sisanya akan digunakan untuk pembinaan berjenjang yang akan dilakukan guna menghadapi MTQ tahun 2018. Karena itu Bagian Bina Mental dan Spiritual (BMS) Pemkab Lamsel mengaku siap duduk bersama DPRD Lamsel membahas soal menurunya prestasi Kabupaten Khagom Mufakat ini. “Kami siap. Apalagi untuk kebaikan kabupaten kita,” ungkap Kepala BMS Pemkab Lamsel AH. Firdaus kepada Radar Lamsel diruang kerjanya kemarin. Dia tak memungkiri jika DPRD Lamsel telah memberi dukungan terkait pengalokasian anggaran pembinaan para kafilah menghadapi ajang MTQ. Namun, Firdaus menyebutkan bahwa anggaran yang tertuang dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) hanya diserap setengahnya dari total Rp 430 Juta. “Anggarannya itu sekitar Rp430 jutaan. Tetapi, kami hanya gunakan separuh dari anggaran itu. Karena memang keterbatasan waktu yang ada,”ungkap Firdaus tanpa merincikan seluruh anggaran yang digunakan. Rencananya, kata Firdaus, sisa anggaran yang ada akan digunakan untuk pembinaan dalam menghadapi MTQ pada tahun berikutnya. Sehingga, persiapan untuk menghadapi ajang tersebut bisa lebih mantap dan mapan. “Kedepan, kita ingin merubah pola pembinaan kafilah. Bukan seperti yang sudah-sudah, menjelang perlombaan baru ada penjaringan dan pembinaan. Nah, rencananya anggaran yang tersisa ini kita gunakan untuk melakukan pembinaan dan penjaringan mulai dari tingkat desa,” bebernya. BMS mengaku siap berbenah untuk kembali meraih prestasi di ajang tersebut tahun depanm. Sekaligus, merangkul seluruh kafilah asli Lamsel yang memang pernah berprestasi di ajang rutin tahunan ini. “Perlu diketahui, banyak juga kafilah kita ikut ajang tersebut tetapi tidak mewakili Lamsel. Ini menjadi pembelajaran bagi kita. Mungkin saja pembinaan yang dilakukan selama ini belum tepat. Kalau kedepan, mudah-mudahan bisa ita perbaiki selama pola yang diterapkan bisa berubah,” pungkasnya. Diberitakan sebelumnya, prestasi Kabupaten Lampung Selatan yang terus melorot dalam kompetisi Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Provinsi Lampung tak melulu karena persoalan anggaran. Meski Kepala Bina Mental Spiritual (BMS) Pemkab Lamsel A.H. Firdaus menyebut keterbatasan anggaran dan waktu pembinaan menjadi penyebab Lamsel gagal menunjukan prestasinya, tak demikian penilaian DPRD Lampung Selatan. Lembaga legislatif menilai gagalnya Lamsel unjuk prestasi diajang MTQ Provinsi Lampung lantaran satuan kerja dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kabupaten Lamsel tak dapat mengaktualisasikan program pengembangan dan peningkatan kapasitas para kafilah-kafilah Lamsel. “Jadi, evaluasi adalah hal yang harus dilakukan. Kita harus duduk bersama antara legislatif dan eksekutif membahas kenapa persoalan ini bisa terjadi,”ujar Ketua Komisi D DPRD Lampung Selatan Ismed Jaya Negara kepada Radar Lamsel melalui sambungan telepon, Senin (1/5) kemarin. (idh)Sumber: