Soal Sampah Pasar Sidomulyo, Minim Dukungan Disperkim
SIDOMULYO – Miss koordinasi dan minimnya dukungan pemerintah kabupatan khususnya Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Lamsel menjadi masalah utama terkait penumpukan sampah di pasar sidomulyo. Kendala ini diakui langsung Kepala UPT Pasar Sidomulyo Agus Roni kepada Radar Lamsel, Rabu (26/7) kemarin. Selama ini menurutnya bukan tanpa laporan pihaknya mengeluhkan soal tumpukan sampah tetapi Unit yang dipimpinnya merasa bekerja tanpa support dari Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Lamsel Agus Roni mengatakan, minimnya dukungan mempersulit kinerja mereka untuk membereskan sampah. “Selama ini kami lapor terus, tapi ya nggak ada dukungan dari sananya,” ujar Agus kepada Radar Lamsel, Rabu (26/7) kemarin. Akibatnya, tumpukan sampah yang dibersihkan oleh empat orang pekerja sia-sia karena volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) tak sebanding dengan sampah yang datang. “Bagaimana mau beres, saat kami minta alat berat untuk melakukan pengerukan ternyata nggak juga diturunkan lantaran akses yang tak memungkinkan,” beber dia. Ia juga menerangkan soal buruknya kondisi truk sampah yang beroperasi. Truk yang ada dengan pekerja diakuinya tidak sesuai untuk mengatasi persoalan sampah tersebut. “Kami butuh fasilitas truk dan personil. Kalau mobil truk sampah kondisinya buruk bagaimana operasional bisa maksimal. Saya bicara realita ya karena begitulah kondisinya,” terangnya. Selain merasa bekerja tanpa dukungan dari Dinas terkait, pihaknya juga berharap dukungan penuh. Tentunya dengan tinjauan langsung ke lokasi sampah yang berada di pasar Sidomulyo yang diharapkan bisa merubah mindset Disperkim. “Kami nggak bisa berbuat banyak soal ini, banyak kendala. Saat kendala itu kami jabarkan dan ternyata tidak ada tanggapan sama saja dengan bekerja sendirian,” katanya lagi. Dibagian lain Camat Sidomulyo Affendi SE tak menampik bahwa minimnya koordinasi sehingga membuat wajah pasar Sidomulyo membusuk akibat sampah. “Memang persoalan semacam ini harus saling koordinasi, kalau nggak ada koordinasi bagaimana bisa dicarikan solusi. Tadinya ini akan menjadi pembahasan di Rapat Koordinasi tingkat Kecamatan (Rakorcam),” ujar Affendi melalui sambungan seluler kemarin. Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Kabupaten Lampung Selatan I. Ketut Sukerta akan memanggil Kepala UPT Pasar Sidomulyo menyangkut soal urusan sampah yang tidak bisa ditanggulangi oleh petugas kebersihan di pasar tersebut. “Besok hari Jumat akan kami panggil Kepala UPT Pasar-nya dan akan diajak duduk bersama untuk membahas soal penangulangan sampah yang sudah lama menumpuk di Pasar Sidomulyo,” ujar I Ketut Sukerta saat dihubungi Radar Lamsel melalui sambungan telepon, Rabu (26/7), kemarin. Ketut mengaku, sebelumnya sudah mendapatkan laporan dari pihak UPT Pasar terkait sulitnya menanggulangi sampah di pasar Sidomulyo yang sudah menggunung sejak menjelang hari raya Idul Fitri 1438 Hijriyah lalu. “Kemarin sudah kami upayakan untuk mengirimkan alat berat ke lokasi pasar Sidomulyo untuk mengeruk sampah yang sudah menumpuk tersebut. Tapi dari informasi yang kami dapat bahwa alat berat tidak bisa masuk ke lokasi tempat sampah yang menumpuk itu,” kata Ketut. Ia berharap persoalan sampah di pasar Sidmulyo bisa cepat ditanggulangi. Sebab, jika tetap dibiarkan maka semakin hari sampah di pasar itu akan terus menggunung dan menggangu kenyamanan warga baik pedagang maupun pembeli di pasar tersebut. “Kami harap para pedagang bersabar. Mudah-mudahan tumpukan sampah di pasar Sidmulyo bisa cepat diangkut. Nanti hari Jumat akan kami rapatkan bersama Kepala UPT Pasar nya untuk mencarikan solusinya,” pungkas Ketut. Diberitakan sebelumnya, persoalan pasar Sidomulyo tak ada habisnya. Belum usai polemik antar pedagang, timbul lagi kontroversi soal tumpukan sampah yang bertebaran dilokasi pasar tersebut. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, tumpukan sampah tersebut mulai menuai kecaman dari sejumlah pedagang. Pasalnya tanda-tanda penumpukan sampah yang membeludak sudah terlihat jelang Idul Fitri 1438 Hijriyah. Aksi petugas kebersihan pun tak banyak membantu mengurangi tumpkan sampah. “Boro-boro mas, urusan pasar aja sampai sekarang masih belum jelas. Ini tambah lagi sampah, entah mau jadi apa pasar ini,” ketus seorang pedagang kaki lima yang enggan disebut namanya, kemarin. Keberadaan sampah tersebut diakui pedagang sangat mengganggu aktivitas jual beli. Sebab, pedagang mengaku sudah membayar uang kebersihan kepada petugas pasar. “Padahal kami sudah bayar uang kebersihan lho. Kalau kami nggak bayar sih ya nggak jadi masalah,” ujar pedagang buah yang lapaknya berada tepat membelakangi lokasi tumpukan sampah di pasar Sidomulyo. (ver/iwn)
Sumber: