Minim Support APBD, ODHA di Lamsel Terus Bertambah

Minim Support APBD, ODHA di Lamsel Terus Bertambah

2017, 43 ODHA Ditemukan

KALIANDA – Penyebaran penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Lampung semakin memprihatinkan. Minimnya anggaran yang dikucurkan Pemkab melalui APBD turut disinyalir menjadi penyebab tingginya jumlah orang dengan pengidap penyakit HIV/AIDS (ODHA). Bahkan, hingga periode 2 Agustus 2017 ini sudah 174 ODHA ditemukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Lamsel. Padahal, pada tahun 2016 lalu baru terdapat 131 ODHA yang ditemukan. Artinya, 43 ODHA ditemukan selama enam bulan di tahun 2017 ini. Ini terungkap saat pertemuan koordinasi kemitraan dengan mitra terkait oleh KPA Lamsel yang digelar di Sekretariat KONI Lamsel, kemarin. Asisten Koordinator KPA Lamsel Zakaria menegaskan, jumlah ODHA tersebut ditemukan baik melalui voluntary counseling testing (VCT) mobile maupun klinik VCT yanga ada di RSUD dr. Bob Bazar, SKM Kalianda. Pihaknya tidak mampu berbuat banyak dengan kondisi tersebut. Pasalnya, anggaran untuk melakukan sosialisasi kepada populasi kunci sudah tidak di suport oleh Pemkab Lamsel melalui Bagian Kesejahteraan Sosial (Kessos). Anggaran yang disediakan, hanya sebatas untuk kegiatan pertemuan yang jumlahnya sangat minim. “Sudah dua tahun ini kami tidak ada anggaran untuk sosialisasi mengenai HIV/AIDS ke desa-desa. Karena memang anggaran yang kami terima sangat minim dari APBD. Tahun 2016 kami hanya menerima Rp25 juta dan 2017 hanya di alokasikan Rp35 juta. Berbeda jauh ketika tahun-tahun sebelumnya yang masih dianggarkan ratusan juta dari APBD dan suport dari pusat yang cukup besar,”terang Zakaria. Dia berharap, melalui kegiatan koordinasi kemitraan ini bisa menekan dan mengantisipasi tingginya angka HIV/AIDS di Bumi Khagom Mufakat ini. “Mudah-mudahan, dinas terkait bisa terus ikut mensosialisasikan kepada masyarakat akan bahaya penyakit HIV/AIDS ini. Karena, memang belum ada obat untuk penyakit mematikan ini,”tutupnya. Sementara itu, Dinas Kesehatan (Diskes) Lamsel melalui Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P3M) tidak mampu berbuat banyak akan kondisi tersebut. Diskes berdalih, masih banyak penyakit menular yang perlu ditangani selain HIV/AIDS yang menjadi tugas pokok dan fungsi dari Seksi P3M. “Kami ini seperti dinas kebakaran. Begitu ada kebakaran baru datang untuk memadamkan api. Kondisinya memang seperti ini. Kami tidak bisa sendiri tanpa bantuan dari KPA atau instansi lain. Sementara anggaran kami tidak ada untuk alokasi sosiaslisasi HIV/AIDS,”pungkas Kasi P3M Diskes Lamsel Didik. (idh)  

Sumber: