Prostitusi dikalangan Pelajar Memprihatinkan
KALIANDA – Jaringan prostitusi di wilayah Kabupaten Lampung Selatan cukup memprihatinkan. Meskipun tidak terlihat secara nyata, namun bisnis esek-esek ini dikabarkan telah merambah di kalangan pelajar. Ironisnya, seluruh sekolah tingkat menegah atas di Kabupaten Khagom Mufakat ini disinyalir terdapat pelaku prostitusi. Informasi tersebut diperoleh Radar Lamsel saat pertemuan koordinasi kemitraan dengan mitra terkait Komisi Perlindungan AIDS Lamsel yang digelar di Sekretariat KONI Lamsel, kemarin. Asisten Koordinator KPA Lamsel Zakaria menegaskan hal tersebut dalam pemaparannya dihadapan mitra KPA, kemarin. Menurutnya, hal ini diketahuinya berdasarkan penelusuran di bawah melalui populasi kunci yang selama ini menjadi mitra KPA. “Bisa dikatakan seluruh sekolah tingkat SMA di wilayah kita terdapat ‘pemain’ atau pelaku penjaja seks. Tetapi, ini terselubung. Mereka yang menjadi pelaku ini belum positif sebagai orang dengan HIV/AIDS (ODHA),”ungkap Zakaria. Zakaria menambahkan, penelusuran populasi kunci KPA Lamsel bukan hanya dilapangan. Bahkan, melalui jejaring media sosial di dunia maya pernah menemui hal tersebut bebas ditawarkan oleh perantara. “Maka saya berani sampaikan hampir ada di seluruh SMA. Karena, bukan hanya satu-dua orang populasi kunci yang pernah menemui hal ini,”imbuhnya. Lebih lanjut dia mengatakan, munculnya kelakuan buruk di kalangan pelajar ini dikarenakan untuk memenuhi gaya hidup yang dirasa tidak cukup penting. Seperti halnya untuk memenuhi kebutuhan tersier. “Para pelajar ini menjual diri hanya untuk beli pulsa lah, atau beli pakaian hingga handphone. Bukan untuk kebutuhan hidup yang utama,”pungkasnya tanpa membeberkan nama sekolah. Ketua STIE Muhammadiyah Kalianda Tamam, SE, MM mengaku cukup prihatin mendengar informasi tersebut. Pihaknya berharap ada penanganan khusus dari leading sektor terkait untuk membina para pelajar yang diindikasi tergabung dalam jaringan tersebut. Namun, pembinaan yang dilakukan harus secara persuasif dan tidak menimbulkan kegaduhan. “Buktikan dulu kebenaran datanya. Jangan sampai, hal ini menjadi isue yang membuat para orang tua khawatir. Kalau data itu valid, silahkan lakukan pendekatan secara persuasif karena mereka masih pelajar,”ungkap Taman. Dia menambahkan, peran para guru di sekolah sangat penting dalam melakukan edukasi kepada para siswa. Tamam juga tidak memungkiri jika fenomena ini bisa berkembang seiring perkembangan zaman yang semakin canggih. “Maka, kita tidak boleh berhenti memberikan pelajaran dampak akan pergaulan seks bebas itu tadi. Jangan sampai, mereka ter marjinalkan oleh masyarakat karena mengidap penyakit HIV/AIDS akibat seks bebas. Ini menjadi perhatian kita bersama,”tegasnya. Namun sayangnya, Kepala Disdik Lamsel Drs. Anas Anshori belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut terkait hal ini. Dihubungi melalui sambungan telepon dalam kondisi tidak aktif. (idh)
Sumber: