Pengusaha Ikan Asin Kering di Desa Maja Menjerit

Pengusaha Ikan Asin Kering di Desa Maja Menjerit

Dampak Kenaikan Harga Garam

KALIANDA – Para pengusaha ikan asin di Desa Maja Kecamatan Kalianda berharap pemerintah kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan melakukan sidak harga garam ke kios-kios pedagang di pasar Kalianda. Pasalnya, harga garam di pasar Kalianda sampai saat ini masih dirasakan tinggi oleh para pengusaha ikan asin. Sementara di daerah lain harga garam sudah mengalami penurunan. “Kami harap pemerintah daerah bisa melakukan pengecekan harga garam di pasar. Kok sampai sekarang harganya masih tinggi. Kalau kondisinya seperti ini terus (harga garam tinggi, red) para pengusaha ikan asin di desa Maja bisa gulung tikar,” ujar Neni, salah sorang pengusaha ikan asin kering yang ditemui Radar Lamsel di Desa Maja, Senin (7/8) kemarin. Neni menuturkan, sejak terjadinya kenaikan harga garam  penghasilan yang di dapat dari menjual ikan asin kering dirasakan menurun. Itu disebabkan tidak sebandingnya pengeluaran biaya produksi dengan pendapatan yang dihasilkan dari penjualan ikan asin kering ke tingkat pengecer. “Kami tidak bisa menaikan harga tinggi mas. Sebab kalau harga ikan asin kami naikan teralalu tinggi, langganan kami pasti akan kabur. Ya terpaksa kami tetap menjual dengan kenaikan harga yang sedikit,” terangnya. Terungkap, harga garam dipasaran saat ini masih diatas harga normal yakni Rp320 ribu per 50 kilogram. Harga tersebut dirasakan sangat mencekik para pengusaha ikan asin kering yang ada diwilayah Desa Maja. “Sebelum ada kenaikan, harga garam hanya Rp80 ribu per 50 kilogramnya. Tapi sejak dari bulan Februari lalu harganya terus berangsur naik hingga mencapai Rp380 ribu. Sekarang ini memang sudah turun harganya, tapi hanya sedikit sekali turunnya,” ungkapnya. Lain lagi yang dirasakan Setu (45), pengusaha ikan asin lainnya ini  menuturkan, sejak harga garam mengalami kenaikan, ia dan istrinya terpaksa menghentikan untuk memproduksi ikan asin kering. “Wah kami tidak mampu untuk beli garamnya mas, terpaksa yang kami prosuksi sekarang hanya ikan kering tawar. Ya cukup direbus saja tanpa garam. Entah kami tidak tahu kapan harga garam ini turunnya,” ucap Setu dengan nada pasrah. Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Perdagangan Lamsel Supriyanto mengatakan, pihaknya menyatakan siap untuk menindaklanjuti keluhan para pengusaha ikan asin kering yang merasa berat dengan tingginya harga garam di pasaran. “Nanti akan saya coba koordinasikan dulu dengan tim operasi harga pasar. Secepatnya akan kami gelar sidak pasar untuk mengetahui apakah kenaikan harga garam ini memang terjadi secara menyeluruh diwilayah pasar di Lamsel, atau ada permaian dari para penyuplai ditingkat pengecernya,” pungkasnya. (iwn)

Sumber: