Dilanda Kekeringan, Warga Sulit Dapatkan Air Bersih

Dilanda Kekeringan, Warga Sulit Dapatkan Air Bersih

KATIBUNG – Tanda-tanda kekeringan mulai dirasakan warga Desa Babatan, Kecamatan Katibung. Untuk memenuhi pasokan air bersih warga terpaksa mencari sumber mata air yang berada cukup jauh dari pemukiman. Kekeringan itu utamanya dirasakan oleh warga Dusun Sukadamai, Desa Babatan sejak tiga bulan terakhir. Debit air sumur di dusun itu sudah mulai surut. Sementara untuk memenuhi kebutuhan air warga harus menempuh jarak 1 kilometer. Juliansyah (32), warga Dusun Sukadamai membenarkan hal tersebut. Dikatakannya sejak tiga bulan terakhir curah hujan di wilayah Katibung sangat minim, alhasil sumur-sumur milik warga mulai kering. “Musim kemarau, sumur-sumur mulai kering mas,” kata dia kepada Radar Lamsel, Selasa (15/8) kemarin. Hal ini menyulitkan warga, sebab kata dia, kebutuhan air tak dapat ditolerir. Baik untuk memasak, mencuci dan mandi warga harus menghemat air. “Ada satu sumber mata air, disitulah warga Sukadamai mengantre dengan membawa jeriken,” ungkapnya. Masih kata Juliansyah, kalaupun harus membeli harga air per jeriken 25 liter Rp 2.500,- sementara untuk satu keluarga lanjutnya, paling sedikit menghabiskan 4 jeriken air dalam sehari. “Untuk mandi, mencuci dan masak biasanya habis 4 jeriken 25 liter per harinya. Kalau beli ya lumayan juga Rp. 10.000,- per harinya yang harus dikeluarkan,” terangnya. Hal senada dikatakan Hasan (50) warga Dusun Sukadamai, kesulitan mendapatkan air bersih diharapkan mendapat perhatian pemerintah. Apalagi kata dia, di Sukadamai tak ada fasilitas sumur bor. “Sumur bor nggak ada di Sukadamai, mungkin kalau pun ada bisa membantu saat musim kemarau tiba,” ujarnya. Disisi lain, kekeringan itu dimanfaatkan oleh Abeng (30) untuk mengais rejeki dari hasil menjual air bersih. Biasanya kata dia aktifitas itu dilakukan sejak pukul 05.00 WIB untuk memenuhi permintaan konsumen air bersih. “Untuk satu kali rit nya 10 ribu per 25 jeriken,” ujarnya. Lebih lanjut Abeng menjelaskan hampir seluruh warga Sukadamai saat ini kesulitan mendapatkan air bersih. Beruntung keberadaan mata air yang jaraknya 1 kilometer dari pemukiman warga masih bisa dimanfaatkan. Akan tetapi lanjutnya jika terus menerus mengandalkan sumur tersebut lama-kelamaan debit air akan terkuras. “Kalau terus-terusan mengandalkan satu sumur saja, untuk seluruh warga. Kami juga khawatir sumur itu ikut mengering,” tandasnya. (ver)

Sumber: