Monitoring KKN, Rektor Unila Beri Bantuan Alat Sanitasi

Monitoring KKN, Rektor Unila Beri Bantuan Alat Sanitasi

KETAPANG – Waktu masa kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa Universitas Lampung (Unila) akan berakhir 31 Agustus mendatang. Untuk mengetahui kegiatan KKN para mahasiswanya, Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin,M.P., didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Selatan Ir. Fredy SM, MM melakukan monitoring di sejumlah tempat, yakni Kecamatan Ketapang, Penengahan dan Sidomulyo, Selasa (29/8). Pada kesempatan itu, Rektor Unila dan Sekkab Lamsel memberikan bantuan kepada desa-desa yang dijadikan tempat KKN para mahasiswa Unila di Kecamatan Ketapang. Bantuan yang diberikan berupa alat sanitasi lingkungan seperti closet, alat-alat kebersihan jamban sehat, tong sampah, banner layanan masyarakat, dan fasilitas olahraga. Secara simbolis Hasriadi menyerahkan bantuan fasilitas olahraga kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Selatan Ir. Fredy SM, MM pada acara yang berlangsung di Aula Kecamatan Ketapang. Bantuan yang diberikan merupakan hasil kerjasama Unila dengan Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam rangka Gerakan Nasional Revolusi Mental melalui kegiatan KKN. Pada kesempatan itu, Hasriadi mengatakan, KKN merupakan suatu proses pembelajaran bagi mahasiswa Unila untuk terjun ke masyarakat, belajar dari masyarakat dan mengambil hikmah dari apa yang telah dilakukan demi masa depan dirinya maupun untuk bangsa. “Berbeda dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang sasarannya adalah bagaimana menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi dan keterampilan dalam bidangnya. Sementara KKN ini adalah salah satu pendidikan untuk menjadi pemimpin. Dengan KKN mahasiswa akan diajarkan bagaimana berempati dan melihat kehidupan nyata dalam masyarakat yang demikian kompleks dan itulah nanti mereka bisa belajar,”terangnya. Hasriadi mengajak kepada seluruh elemen masyarakat, mahasiswa dan aparatur pemerintah untuk meningkatkan budaya kerja yang semakin baik. Dengan secara bersama-sama membangun integritas, etos kerja dan membumikan kembali sifat gotong royong. “Dengan mengejewantahkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, maka diharapkan cita-cita menuju masyarakat yang damai dan sejahtera akan semakin terwujud,” kata Hasriadi. Sementara Fredy berharap kepada mahasiswa yang telah melakukan KKN selama 40 hari mulai tanggal 24 Juli 2017 dan akan berakhir pada 31 Agustus 2017 dapat memberikan sumbang saran dan masukan untuk Kabupaten Lampung Selatan, khususnya untuk Kecamatan Ketapang. “Selama KKN mungkin adik-adik sudah melihat berbagai potensi yang ada di Kecamatan Ketapang ini. Untuk itu kami berharap kepada adik-adik mahasiswa nanti bisa memberikan masukan dari hasil KKN yang telah dilakukan. Karena kedepan Kecamatan Ketapang ini akan menjadi salah satu kecamatan andalan,”kata Fredy. Sementara itu, Sri Waluyo selaku ketua Badan Pelaksana KKN Unila mengatakan, mahasiswa Unila telah berhasil mengajak  masyarakat untuk memanfaatkan kulit jagung (klobot)  menjadi bubgau atau bros. Selain itu, KKN mahasiswa di  Desa Kuripan, Kecamatan Penengahan juga berhasil menjawab keinginan masyarakat dengan mendirikan rumah baca. “Mahasiswa kami juga melakukan pendampingan kepada aparatur desa dalam penggunaan aplikasi sistem keuangan desa, “ ujarnya. Menurut Sri Waluyo , kegiatan KKN periode II tahun 2017 diikuti sekitar 1.999 mahasiswa yang berasal dari berbagai fakultas di Universitas Lampung. Para peserta KKN disebar ke tujuh kabupaten di Provinsi Lampung meliputi Lampung Selatan, Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, Lampung Barat, Pesisir Barat, dan Waykanan. Dikabupaten Lampung Selatan sendiri diikuti sekitar 375 mahasiswa yang tersebar di 9 kecamatan.(man)  

Sumber: