2.500 Hektar Padi Diklaim Aman dari Ancaman Kekeringan

2.500 Hektar Padi Diklaim Aman dari Ancaman Kekeringan

CANDIPURO – Musim gaduh atau kemarau tahun ini masih menyisakan sebanyak 2.500 hektar tanaman padi di Kecamatan Candipuro yang belum panen. Namun demikian, ribuan hektar yang ada di Dusun Rawa Seragi itu dipastikan aman dari ancaman kekeringan. Pernyataan itu dilontarkan Kepala UPT Pertanian, Kecamatan Candipuro Legiyem. Dia menerangkan, walaupun Sungai Way Katibung saat ini kering namun 2.500 hektar lahan yang belum panen umuran padinya sudah mencapai fase malai. “Untuk saat ini sudah pada tahap keluar malai, itu ditandai keluar malai dari ujung pelepah batang,” kata dia kepada Radar Lamsel, (25/9) kemarin. Pada fase ini kata dia, meski kekurangan air namun kemungkinan gagal panen itu tidak terlalu besar persentasenya. Sebab, kata dia, saat ini tinggal menunggu serbuk sari keluar. “Meski masih membutuhkan air tapi kami pastikan aman, sedikit hujan sudah cukup membantu,” ujarnya. Saat disinggung apakah keberadaan sumur bor bisa mengatasi kekeringan yang terjadi? Legiyem menerangkan, sumur bor hanya antisipasi saat kekeringan melanda. Jika defisti air Way Katibung ikut kering otomatis kekhawatiran dibenak petani pasti ada. “Petani bukan tidak cemas, tapi berhubung timingnya tepat saat percepatan musim tanam. Sisa padi yang telat panen masih bisa diselamatkan kalau sudah masuk fase malai,” terangnya. Lebih lanjut Legiyem menjelaskan saat ini lahan pertanian yang belum terisi tanaman masih menantikan hujan yang turun. “Saat ini lahan pertanian di Candipuro sudah bervariasi, umumnya adalah Palawija. Kalau hujan sudah turun petani jagung dan kedelai sudah siap menanam,” tutup dia. Pantauan Radar Lamsel krisis air mulai mengancam wilayah pertanian di Candipuro, kekeringan itu terlihat jelas saat debit air Sungai Way Katibung semakin berkurang. Bahkan kondisi terakhir sungai yang sering membanjiri persawahan di Candipuro tatkala hujan saat ini kering. Sebelumnya Camat Candipuro Wasidi juga mengklaim kekeringan yang melanda wilayah Candipuro sebenarnya tidak berdampak pada hasil pertanian. Sebab kata dia petani di Candipuro saat ini menggunakan sumur bor. “Hasil panen kali ini bagus, karena sebagian besar persawahan tadah hujan yang dibantu dengan sumur bor, tapi terus terang saat ini kami sudah mulai khawatir akibat kekeringan,” ungkapnya. (ver)  

Sumber: