Sidomulyo Bakal Miliki Lamban Adat

Sidomulyo Bakal Miliki Lamban Adat

SIDOMULYO – Ekspektasi masyarakat adat Marga Katibung di wilayah Sidomulyo untuk memiliki lamban adat akan segera terwujud. Itu ditegaskan usai prosesi peletakan batu pertama oleh tokoh adat pepadun dan saibatin di Desa Kotadalam, Kecamatan Sidomulyo, (28/9) kemarin. Ketua Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) H. A. Bakrie, S.Pd, MM mengatakan, pembangunan lamban adat ini sejak lama direncanakan namun baru bisa dilaksanakan saat ini. “Rencananya sudah sejak lama, tapi baru saat ini kami realisasikan. Pembangunan lamban adat ini sebagai bentuk kepedulian agar setiap kegiatan masyarakat bisa difokuskan pada satu tempat,” ujar H. Bakrie kepada Radar Lamsel, usai peletakan batu pertama kemarin. Diketahui lamban adat tersebut berdiri diatas tanah seluas 12 x 25 meter yang dihibahkan H. Bakrie untuk kepentingan masyarakat adat. Sebab, kata dia, lingkup masyarakat adat di Sidomulyo terdiri dari saibatin dan pepadun yang tersebar mulai Desa Sukamarga sampai Desa Bandar Dalam. “Kami putuskan pembangunannya di Desa Kotadalam karena secara geografis berada ditengah-tengah wilayah masyarakat adat yang tersebar di Sidomulyo,” ujarnya. Lebih lanjut dia mengatakan, pembangunan lamban adat itu ditargetkan rampung pada Desember 2017 mendatang. Dengan biaya berasal dari bantuan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Lamsel untuk kepentingan adat – budaya. “Nantinya masyarakat meminta agar peresmian lamban adat ini dilakukan oleh Bupati Lamsel Dr. H. Zainudin Hasan, M.Hum, dan kami bakal mengupayakan peresmian nanti dilakukan oleh orang nomor satu di Lamsel,” ucapnya. Sementara Tokoh masyarakat adat marga Katibung Zainal menerangkan. Sejatinya lamban adat marga Katibung berada di Desa Tanjungan Kecamatan Katibung, akan tetapi lantaran pemekaran wilayah tidak memungkinkan untuk memusatkan kegiatan yang lokasinya cukup jauh. “Dengan peletakan batu pertama ini, kami berharap banyak bisa bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan seni tari, dan lain sebagainya bisa dilakukan dilamban adat,” ujarnya. Hal senada dikatakan Sekcam Sidomulyo Syamsudin, dikatakannya perlu ada bimbingan serta perhatian serius agar kelestarian budaya bisa berumur panjang. “Salah satunya dengan memfasilitasi setiap bentuk kegiatan adat, termasuk pembangunan lamban adat seperti ini,” terangnya. Sementara Kades Kotadalam Asli Jauhari mengucapkat terimakasih banyak kepada pemerintah yang sudah peduli terhadap kelangsungan budaya di Lampung, dengan keberadaan fasilitas ini kata dia, nama Lampung bisa lebih dikenal soal keunikan budayanya. “Nanti sentral kegiatan akan dipusatkan dilamban adat, semua bisa memanfaatkan lamban adat sesuai fungsinya,” ucapnya. (ver)  

Sumber: