Lamsel Juara II BBGRM Nasional

Lamsel Juara II BBGRM Nasional

JAKARTA – Desa Titiwangi Kecamatan Candipuro dipastikan sebagai runner up (juara dua red) mewakili Provinsi Lampung di ajang Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) tingkat Nasional pada penilaian yang berlangsung di Jakarta, Senin (2/10) kemarin. Upaya yang digelorakan masyarakat Desa Titiwangi berbuah manis, prestasi itu turut mengharumkan Lampung Selatan sebagai kawah candradimuka penggodokan semangat gotong royong ditengah masyarakat modern. Kepastian sebagai runner up disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Lamsel Dulkahar A.P., M.Si kepada Radar Lamsel. “Alhamdulillah Desa Titiwangi meraih pelaksana terbaik II tingkat nasional BBGRM ke XIII tahun 2017,” kata dia melalui pesan WhatsApp mesenger. Kebanggaan patut diberikan kepada tim BBGRM Titiwangi, sebab Desa yang berasal dari Kecamatan Candipuro itu berani bersaing dengan 33 Provinsi se-Indonesia. “Dari 33 Provinsi kita meraih peringkat kedua, berarti menyingkirkan 31 Provinsi,” ungkapnya. Dulkahar tak lupa menghaturkan terima kasih untuk semua pihak yang telah mendukung segala hal sehingga Titiwangi meraih predikat tersebut. “Terimakasih banyak untuk semua dukungan yang diberikan, khususnya kepada Bupati Lamsel Dr. H. Zainudin Hasan, M.Hum, yang telah mendukung sepenuhnya pada ajang ini,” terangnya. Lebih lanjut Dul mengatakan tim sudah semaksimal mungkin mengikuti ajang ini. Namun target meraih juara I masih belum tercapai. “Kami sudah maksimal pada ajang ini, dan mohon maaf hanya dapat meraih peringkat ke II,” ujarnya. Meski diplot sebagai runner up kata dia, setidaknya ajang ini dijadikan sebagai pengalaman. Sebab memang tak mudah menjadi yang nomor I pada ajang Nasional. Diketahui Titiwangi hanya kalah pada torehan nilai yang diraih oleh desa asal Pacitan Jawa Timur yang berhasil mengungguli Lampung pada ajang BBGRM XIII tahun 2017. Kepala Desa Titiwangi Sumari mengatakan yang terpenting adalah semangat gotong royong yang kembali dihidupkan oleh masyarakat Titiwangi. “Kami cukup bangga, 31 desa berada dibelakang dan paling penting adalah semangat gotong royong di Lamsel harus tetap hidup,” ujarnya. (ver)

Sumber: