Warga Keluhkan Aktifitas PT.Fram

Warga Keluhkan Aktifitas PT.Fram

KALIANDA - Warga Dusun Talangpanjang, Desa Tajimalela, Kecamatan Kalianda mengeluhkan aktivitas PT. Fram di dusun setempat. Perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ayam itu dianggap mengganggu kehidupan sosial dan lingkungan masyarakat setempat. Warga merasa terganggu dan tak nyaman dengan adanya bau tak sedap yang ditimbulkan oleh kotoran dan pembakaran bangkai ayam mati. Selain bau tak sedap, warga juga mengeluhkan banyaknya lalat yang berasal dari perusahaan itu. Tidak hanya itu, warga juga mengeluhkan turunnya tegangan listrik akibat kegiatan perusahaan dan jalur pembuangan limbah yang merusak lahan pertanian warga. Hasan (36), warga yang rumahnya berdekatan dengan PT. Fram mengaku merasa sangat tidak nyaman akibat bau tak sedap yang ditimbulkan dari kotoran dan pembakaran bangkai ayam. Akibat dari bau tak sedap itu, warga merasa tak bisa menikmati makanan dan saat beristirahat baik siang maupun malam hari. “Kalau bicara itu, terus terang kami sangat tidak nyaman mas. Apalagi kalau angin kencang dan berhembus kearah perumahan warga, baunya sangat menyengat,” katanya kepada Radar Lamsel saat ditemui di Dusun Talangpadang, Rabu (11/10) kemarin. Sama halnya dengan kotoran dan bangkai ayam yang menghasilkan bau tak sedap, Hasan pun mengeluhkan banyaknya lalat dan pembuangan limbah sembarangan sehingga merusak lahan pertanian miliknya. “Lalat itu menyerang sawah, makanya menyebabkan kerusakan terhadap lahan padi,” lanjutnya. Sebelum adanya serangan lalat dan limbah yang dihasilkan dari PT. Fram, lahan pertanian padi miliknya mendapati hasil yang terbilang lumayan. Namun setelahnya, produksi padi yang dihasilkan sedikit berkurang. Hasan tidak memungkiri produksi padinya akan terus mengalami kemerosotan hasil produksi jangka panjang jika hal itu terus berlanjut. “Namanya kita hidup dari tani mas, penghasilan Cuma dari situ kan. Tapi kalau begini terus bagaimana. Terus terang saja mas, orang-orang enggak bakal bisa makan kalau tanpa beras yang dihasilkan petani,” keluhnya. Senada diungkapkan Jumi (34) warga lainnya. Menurut Jumi, pihak perusahaan seharusnya memikirkan dampak dan akibat berbagai hal tersebut. Dan tidak hanya mementingkan keuntungan perusahaan semata. “Jangan enaknya disana saja, pikirkan juga warga. Saat hajatan warga disini juga kasian mas, hidangan pada dihinggapi banyak lalat. Coba, mas mau tidak makan makanan yang dimakan (dihinggapi’red) lalat,” kesalnya. Kepala Dusun Talangpadang Eko Sulistiyono membenarkan  mengenai keluhan warganya yang ditujukan kepada PT. Fram. Eko pun mengakui jika lalat dan limbah yang berasal dari peternakan ayam itu juga ikut menyerang areal pesawahan warga. “Memang, sehingga hasilnya produksi tidak mencapai maksimal,” katanya. Sebagai orang yang bertanggungjawab di dusun itu, Eko akan menyampaikan masalah ini kepada pimpinan PT. Fram. “Ya, kami akan coba sampaikan masalah ini. Semoga ada solusi,” pungkasnya. (rnd)

Sumber: