Korban ‘Dahlia” Belum Terima Dana Tanggap Darurat
KALIANDA – Korban gelombang pasang yang diakibatkan Siklon Tropis Dahlia yang mengakibatkan 85 rumah rusak di desa Rangai Tritunggal kecamatan Ketibung dan desa Way Muli, desa Rajabasa dan desa Kunjir dikecamatan Rajabasa hingga kini belum menerima bantuan dana tanggap darurat dari pemerintah kabupaten Lamsel. Ini disebabkan karena Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamsel masih melakukan perbaikan proposal pencairan dana tanggap darurat tersebut. “Hari ini (kemarin’red), proposalnya belum sempat kami sampaikan kepada Bupati. Karena ada beberapa poin yang perlu kami perbaiki. Mudah-mudahan besok selesai dan langsung kami sampaikan kepada pimpinan supaya segera ditindaklanjuti,” ujar Kepala BPBD Lamsel M. Darmawan kepada Radar Lamsel Senin kemarin. Terpisah, Kepala BPKAD Lamsel Dra. Intji Indriati mengatakan hal senada. Badan yang mengurusi soal keuangan pemkab ini memastikan proposan permohonan dana tanggap darurat belum diterima BPKAD hingga hari ini (kemarin’red). “Proposalnya belum turun ke kami. Mungkin masih ada koreksi. Kami yakin untuk urusan seperti ini pasti Pak Bupati cepat menanggapinya. Karena memang anggarannya stand by di Kas Daerah,” pungkas Intji melalui sambungan telepon, kemarin. BPBD Lamsel juga mengklaim sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) bagi para pengungsi yang dihantam Siklon Tropis Dahlia di wilayah Desa Rangai Tri Tunggal, Kecamatan Katibung tidak menjadi persoalan. Sebab, kebanyakan dari para pengungsi tinggal di kediaman sanak keluarganya yang tidak jauh dari lokasi. Darmawan mengungkapkan, para pengungsi yang tinggal di tenda pengungsian jumlahnya hanya sedikit. Untuk keperluan MCK, warga telah sepakat untuk menggunakan fasilitas waralaba yang tidak jauh dari lokasi tersebut. “Kami (BPBD’red) juga telah membuatkan satu kamar mandi umum untuk para pengungsi setelah dihantam gelombang pasang. Selain itu, mereka juga memanfaatkan kamar mandi di toko waralaba yang dekat dari lokasi bencana. Karena, saat ini yang tinggal di tenda pengungsian hanya empat kepala keluarga (KK). Sementara lainnya tinggal dan menginap di rumah sanak saudaranya,” ungkap Darmawan kepada Radar Lamsel, kemarin. Sebelumnya dikabarkan, cuaca ekstrem serta gelombang pasang yang melanda Selat Sunda pekan lalu menjadi musibah terbesar di Kabupaten Lampung Selatan di penghujung tahun 2017 ini. Kerugian material akibat dihantam Siklon Tropis Dahlia yang dialami warga pesisir pantai mencapai miliaran rupiah. Berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamsel, total kerugian warga yang mencapai Rp1 Miliar ini terdiri dari 85 rumah tinggal yang rusak serta beberapa fasilitas umum di wilayah Kecatan Katibung dan Rajabasa. Kepala BPBD Lamsel Drs. M. Darmawan, MM merincikan, 85 rumah rusak akibat dihantam gelombang pasang itu terbagi menjadi tiga kelas. Yang paling parah, adalah di Desa Rangai Tri Tunggal, Kecamatan Katibung yakni 14 rumah beserta sebagian isinya hanyut terhempas ombak pasang, 5 rumah rusak berat, 59 rumah lainnya rusak ringan. “Ditambah lagi beberapa fasilitas umum (fasum) berupa jalan menuju ke rumah warga juga hanyut serta saluran air bersih ikut terseret ombak. Sementara di wilayah Kecamatan Rajabasa yakni Desa Rajabasa, Way Muli dan Kunjir hanya 7 rumah yang mengalami rusak ringan dan sedang ditambah dengan fasum berupa pondokan pariwisata. Kerugiannya di taksir mencapai Rp1 Miliar,” pungkas Darmawan.(idh)
Sumber: