Dua Kecamatan Terlambat Tanam Rendeng
KALIANDA – Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Lampung Selatan tidak menampik adanya keterlambatan musim tanam rendeng bagi petani di wilayah Sidomulyo dan Candipuro. Pasalnya, diwilayah tersebut minim pasokan air dari aliran sungai Way Katibung karena curah hujan yang terbilang rendah. Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan Mugiyono, SP menyebutkan, di dua wilayah tersebut mengalami anomali iklim di musim penghujan saat ini. Padahal, diwilayah kecamatan lain pasokan air terbilang cukup akibat curah hujan tinggi. “Memang kemarin di dua kecamatan itu mengalami terlambat tanam rendeng. Karena, disana terjadi anomali iklim. Ini kondisi alam tidak bisa kita prediksi. Meskipun kecamatan lain hujan, tetapi disana sangat jarang hujan yang mengakibatkan debit air sangat kecil,” ungkap Mugiyono kepada Radar Lamsel, kemarin. Dia menambahkan, kondisi tersebut tidak akan mempengaruhi hasil tanaman padi para petani. Sebab, saat ini debit air sudah mulai normal dan cukup untuk petani menanam padi. “Harapan kita, di areal persawahan yang baru ditanam itu bisa hujan terus. Supaya, padi yang baru saja ditanam bisa tumbuh subur dan berkembang pesat. Dari laporan petugas, semua sudah mulai menanam karena aliran sungai Way Katibung cukup deras,” imbuhnya. Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi kondisi tersebut. Sebab, kekurangan debit air pada musim tanam ini bukan berarti kekeringan seperti pada musim kemarau yang bisa dilakukan penyemprotan air. “Karena di sawah itu ada airnya, bukan kering. Tetapi tidak cukup debit airnya. Kami juga terkejut kenapa kondisi ini bisa terjadi. Tapi, bisa diprediksi karena adanya pembangunan JTTS di sekitar sawah. Jadi, di wilayah pembangunan itu jarang hujan,” lanjutnya. Mugi memastikan, kondisi anomali iklim hanya terjadi di dua kecamatan tersebut. “Kalau untuk wilayah persawahan Palas, Sragi, Ketapang dan lainnya normal,” pungkasnya. Sebelumnya diberitakan, memasuki musim tanam rendeng, seluas 2.740 hektar areal persawahan di Kecamatan Sidomulyo defisit pasokan air. Akibatnya antar petani saling berebut air demi mengamankan tanaman mereka. Musim tanam tahun ini diprediksi molor hingga satu bulan lamanya. Dari 2.740 hektar persawahan yang tersebar di Kecamatan Sidomulyo nyatanya belum 100 persen ditanami oleh petani akibat terbentur pengairan. Kepala UPT DPTPH Kecamatan Sidomulyo Didik mengakui permasalahan ini. Dikatakannya, keterlambatan musim rendeng tak lepas dari debit air yang kurang memadai diwilayah tersebut. Kendalanya, kata dia, masih banyak fasilitas penampungan air yang tidak berfungsi sehingga meski curah hujan tinggi namun tidak dapat dimaksimalkan untuk pengairan. “Luas areal peresawahan di Sidomulyo dominan di Desa Sidowaluyo, 40 persen nya tertumpu disana. Walaupun sering turun hujan akan tetapi di areal persawahan tersebut masih kekurangan pasokan air,” ujar Didik kepada Radar Lamsel, Selasa (16/1) kemarin. (idh)
Sumber: