Lahan Puso Kini Capai 2.475 Hektar
KALIANDA – Musibah banjir yang melanda areal persawahan di Kabupaten Lampung Selatan masih menghantui para petani. Sebab, sejauh ini tanaman padi yang gagal panen (puso’red) yang semula hanya 376 hektar sekarang mencapai 2.475 hektar. Bahkan, sejumlah areal persawahan yang terdampak banjir luasnya mencapai 4.586 hektare yang berada di wilayah Kecamatan Candipuro, Palas, Sragi, Tanjungsari, Ketapang, Katibung dan Sidomulyo. Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Lamsel secara intensif turun ke lapangan untuk memantau kondisi terkini. “Data tanaman padi yang puso ini masih bersifat sementara dan belum final. Karena, masih ada beberapa wilayah persawahan yang terendam. Karena, yang bisa memutuskan padi dinyatakan puso adalah petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT),” ungkap Plt. Kepala DTPHP Lamsel Puadi kepada Radar Lamsel, kemarin. Dia menambahkan, areal persawahan yang masih dilanda banjir berada di bantaran sungai Way Pisang dan Way Katibung. “Kita terus pantau melalui petugas kecamatan. Maka data nya selalu berubah-ubah dan belum final,” imbuhnya. Namun demikian, pihaknya terus aktif dalam memfasilitasi kelompok tani yang tergabung dalam AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi). Dari 2.475 hektare yang puso, 784,25 hektare sudah diajukan ke PT. Jasindo untuk mendapatkan asuransi. Sementara sisanya tidak tergabung dalam AUTP. “Kemarin sudah kami kirimkan polisnya ke Jasindo. Kita tunggu saja perwakilan dari pihak asuransi melakukan peninjauan ke lokasi. Untuk lahan padi puso yang tidak di back up asuransi, akan dibantu melalui CBD kita yang tersedia sekitar 500an hektare. Sambil kita mengajukan bantuan lagi ke provinsi sesuai jumlah padi puso,” pungkasnya. Sementara di wilayah Kecamatan Palas, setidaknya terdapat 3.806 hektar tanaman padi tergenang banjir. Seluas 2.337 hektar dipastikan puso oleh POPT setempat. Plh. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertanian Kecamatan Palas Agus Santosa mengatakan data tersebut merupakan data keseluruhan sejak banjir yang melanda pada 20 Februari lalu hingga 21 maret 2018. “Data tersebut merupakan hasil pendataan terahir yang dilakukan oleh tim monitoring,” ujarnya kepada Radar Lamsel, Rabu (21/3). Selain itu, dari 2.337 tanaman padi yang terkena dampak banjir yang terdaftar (AUTP) hanya 639, 45 hektar sedangkan 1.668, 25 hektar belum terdaftar. “Sebagian besar yang mengalami puso belum terdaftar AUTP. Namun pihak kami sudah mengajukan pengadaan bibit kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Lamsel,” ujarnya. Agus juga menghimbau kepada semua petani segera mendaftar AUTP untuk mengantisipasi kerugian. Karena hujan masih terus terjadi. “Untuk yang sudah terdaftar AUTP akan mendapatkan bantuan Rp 6 Juta perhektar. Sedangkan yang belum terdaftar akan mendapatkan bantuan bibit. Sampai saat ini pihak kami masih terus melakukan monitoring pada tanaman padi yang terdampak banjir,” pungkasnya. (idh/Cw1)
Sumber: