Warga Ancam Demo Batching Plant

Warga Ancam Demo Batching Plant

WAY SULAN – Sekitar 60 kepala keluarga (KK) Dusun Sukanegara, Desa Sumberagung, Kecamatan Waysulan mulai gerah dengan keberadaan batching plant yang beroperasi sejak sebulan lalu. Warga kesal dengan debu dan suara bising yang dihasilkan oleh perusahaan produksi readymix milik PT. Usaha Remaja Mandiri. Sementara upaya penyiraman debu yang diharapkan tak pernah direalisasikan. Marhen (45) warga Sumberagung mengatakan, lokasi batching plant tepat dipinggir jalan desa otomatis laju kendaraan berat mengganggu aktifitas warga. Sedangkan saat malam hari lampu disekitar perusahaan dimatikan agar debu yang dihasilkan ketika beroperasi tak begitu terlihat. “ Kami hanya berharap debu disiram oleh perusahaan. Bagaimanapun jarak antara pemukiman dan pengolahan readymix sangat berdekatan,” kata Marhen kepada Radar Lamsel, Senin (16/4) kemarin. Ia menjelaskan, sejak adanya batcing plant itu hampir sepanjang jalan desa dipenuhi debu dan polusi. Belum lagi operasional yang dilakukan oleh para pekerja menghasilkan suara bising yang mengganggu ketenangan warga. “ Mewakili warga terus terang kami kecewa sejak sebulan belum ada tindakan berupa teguran dari Pemkab terhadap aktifitas perusahaan,” terangnya. Masih kata Marhen, apabila belum ada teguran dari Pemkab, kata dia, warga sudah mempunyai niatan untuk menegur dengan mendatangi batching plant tersebut. “ Kalau masih belum ada upaya dari perusahaan untuk meminialisir debu maka kami yang akan turun menegur perusahaan itu. Sudah sebulan ini aspirasi kami seolah tidak didengarkan,” sebut dia. Dari sisi kelengkapan izin, Camat Way Sulan Tri Mujianto beberapa waktu lalu mengecek kelengkapan izin di Pemkab Lamsel. Dari sana, Tri Mujianto menerangkan, bahwa subkontraktor JTTS itu belum mengantongi izin. “ Sejauh penelusuran kami izinnya belum terdaftar di Pemkab. Sementara operasionalnya sudah sejak sebulan lalu,” ungkapnya. Menanggapi kekecewaan warganya, Kades Sumberagung Joko Prasetyo mengatakan, pihak perusahaan harus segera menemui warga untuk mencari solusi dari operasional batching plant. Bila tidak ada tanggapan terusnya dikhawatirkan persoalan ini menyulut emosi warga yang merasa terdampak. “ Belajar pada kisruh jalan akibat JTTS, maka pihak perusahaan sebisa mungkin menemui warga untuk mencari jalan tengah. Maka harapan kami petinggi perusahaan yang mestinya datang langsung bukan perwakilan. Tujuannya agar aspirasi warga benar-benar tersampaikan,” tambahnya. (ver)

Sumber: