Bawaslu Lamsel Kunjungi Graha Pena Kalianda, Bahas Seputar Kepemiluan

Bawaslu Lamsel Kunjungi Graha Pena Kalianda, Bahas Seputar Kepemiluan

--

KALIANDA, RADARLAMSEL.DISWAY.ID – Bawaslu Kabupaten Lampung Selatan melakukan kunjungan perdananya ke kantor Surat Kabar Radar Lamsel di Graha Pena Kalianda, Selasa (10/3/2023).

Kehadiran Bawaslu menegaskan kalau penyelenggara Pemilu di kabupaten ini sedang on fire merawat jejaring dan mitra strategis pasca ditetapkannya formasi baru di tubuh Bawaslu Lamsel.

Ketua Baswaslu Lamsel Wazzaki S.H optimistis kolaborasi antara pers dengan Bawaslu dalam mewujudkan pemilu yang jujur, bersih dan demokratis dapat terwujud dengan kerjasama yang baik.

“ Baru sempat bersilturahmi dengan insan pers setelah pelantikan di Jakarta bebebrapa waktu lalu, dan Graha Pena Kalianda ini menjadi kantor surat kabar pertama yang kami kunjungi,” ucap Ketua Bawaslu Lamsel Wazzaki didampingi Kordiv Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Lamsel, Sumiarto.

BACA JUGA:Membatik Bersama Kejari, Kolaborasi DKLS dan DBFM

Dalam perbincangan yang berlangsung santai tersebut, banyak dinamika yang dibicarakan keduabelah pihak seputar kepemiluan. Wazzaki juga menekankan agar masyarakat tak perlu takut melaporkan jika ada temuan seputar pelanggaran pemilu kepada Bawaslu Lampung Selatan.

“ Banyak orang berpikiran kalau kerja Bawaslu tidak kelihatan, padahal dinamikanya tidak seperti itu. Kerja-kerja Bawaslu juga perlu partisipasi masyarakat,” jelasnya.

Pentolan Bawaslu Lamsel ini mencontohkan, penertiban Alat Peraga Sosialisasi (APS) misalnya. Selama beberapa hari ditertibkan, Bawaslu berhasil menertibkan ratusan APS, tetapi seling beberapa hari kemudian sudah banyak lagi APS yang terpasang di tempat yang sama.

“ Jadi memang begitu dinamika dan tantangannya. Oleh sebab itu kami juga memantau dan melihat dinamika di media seputar isu kepemiluan yang berkembang setiap harinya, karena memang peran pers sangat dibutuhkan,” pungkasnya.

Bawaslu juga menyampaikan hasil pertemuan yang mengulas tentang hoaks sebagai titik rawan dalam pemilihan umum (pemilu) yang tak terhindarkan di era digitalisasi saat ini.

“Hoaks atau berita bohong merupakan variabel titik rawan dalam pemilu dan pemilihan yang sifatnya tidak terhindarkan di masa digitalisasi dewasa ini,” kata Wazzaki.

Wazzaki mengatakan bahwa dampak utama dari hoaks ialah munculnya polarisasi di tengah masyarakat, sebagaimana yang terjadi pada Pemilu 2019 lalu. 

Selain itu, apabila hoaks tidak dapat ditangani maka dapat menurunkan pula kredibilitas dan integritas penyelenggaraan pemilu, yang akan berakibat pada kualitas pemilu yang menurun dan merusak rasionalitas pemilih.

“Termasuk, menimbulkan konflik sosial, ujaran kebencian dan propaganda, serta membesarnya disintegrasi nasional,” pungkasnya.

Sumber: