Ketika Timnas Indonesia Kalah Segalanya

Ketika Timnas Indonesia Kalah Segalanya

Highpress yang dilakukan para pemain Jepang di area pertahanan Indonesia.--Ruang Taktik FC

Indonesia Gaspol di Awal

Pada menit-menit awal Timnas Indonesia berhasil menciptakan peluang dengan skema serangan balik. Seperti yang dibahas di preview sebelumnyacelah pertahanan Jepang ada di area flank, terutama saat wing bek yang bertipe winger murni masih di depan dan belum kembali ke posisinya.

 

Indonesia pun coba memaksimalkan celah di area sayap ini, terutama melalui sisi kanan. Kehadiran Kevin Diks dan Yakob Sayuri yang bertipe runner memberikan warna baru di sisi kanan serangan Indonesia. Saat transisi wing bek Jepang masih di depan, sehingga area sisi kiri pertahanannya terbuka dan diekspos oleh Yakob Sayuri.

 

Jepang kena overload 1 versus 2 karena ada pergerakan Kevin Diks yang melakukan underlap. Sayang cut-back dari pemain berdarah Ambon ini gagal dijangkau oleh Rafael Struick. Sebelum peluang ini terjadi, Timnas Indonesia sempat mendapatkan kesempatan yang juga tercipta dari serangan balik.

 

Di awali long ball Tom Haye mengekspos garis pertahanan tinggi Jepang. Ragnar berada dalam situasi 1 versus 1 setelah bek Jepang antisipasi bola. Sayangnya, pemain yang akrab disapa Wak Haji ini gagal melakukan finishing dengan baik.

 

Dia lebih memilih memindah ke kaki kiri alih-alih shooting dengan kaki kanannya. Sebuah kerugian yang sangat besar ketika Timnas gagal memaksimalkan peluang-tulang emas seperti ini ketika menghadapi tim-tim kuat seperti Jepang.

 

Dominasi dan kreativitas Jepang

Setelah dikejutkan dengan peluang-peluang Timnas Indonesia, Jepang lambat laun bisa mulai mengambil kendali permainan dan mendominasi sepenuhnya. Struktur awal build-up mereka adalah 3-2, tiga center bek di belakang bisa narrow atau berdekatan dan bisa melebar maksimal.

 

Sebenarnya Timnas juga memiliki 5 pemain di blok press depan sehingga berpotensi terjadi situasi 1 versus 1 melawan build-up Jepang. Tetapi di laga ini Shin Tae-yong lebih memilih untuk bermain lebih pasif, sehingga tiga center bek Jepang punya kebebasan untuk mengolah bola di lini pertama.

Sumber: