Ketika Timnas Indonesia Kalah Segalanya

Ketika Timnas Indonesia Kalah Segalanya

Highpress yang dilakukan para pemain Jepang di area pertahanan Indonesia.--Ruang Taktik FC

 

Untuk melakukan progresif, 2 attacking midlfielder, Minamino dan Kamada akan bergantian bergerak lebar ke area sayap untuk buka ruang menerima umpan progresi dari center bek.

 

Ekspos Ruang Antarlini

Di awal, Timnas Indonesia relatif masih bisa mengantisipasi serangan Jepang pada area kelebaran dengan attacking wingback-nya. Ritsu Doan dan Mitoma bisa di-handle oleh Verdonk dan Kevin Diks. Jepang pun merespons dengan mengalihkan serangan mengincar ruang antar lini.

 

Di laga sebelumnya versus Australia, gelandang Jepang Hidemasa Morita banyak turun ke lini pertama build-up sejajar dengan center bek. Kali ini Jepang menggunakan mikrotaktik yang berbeda, dengan Morita yang lebih banyak bergerak advance atau maju ke depan dia menjadi ekstra gelandang di ruang antarlini Timnas Indonesia.

 

Jepang punya 3 pemain di ruang antarlini dan pemain Indonesia di lini tengah yang tidak cukup kompleks secara horizontal sehingga center bek Jepang bisa melepaskan line breaking pass ke Kamada. Ketika salah satu center bek stepup, Monita akan bergerak untuk mengekspos ruang di belakang center bek yang step-up tadi.

 

Jepang buka keunggulan di menit ke-35. Hal ini bermula ketika mereka berhasil melakukan invite atau pancing press menarik dua press Indonesia naik dan bisa mengeliminasinya dengan mudah. 

Terlihat transisi yang lambat dari blok press Indonesia ketika melakukan press dari blok tinggi turun ke blok medium sehingga banyak celah di tengah.

 

Mendekati area final third, Ragnar masih di depan sehingga Endo bisa bebas menguasai bola. Sayuri pun menghadapi situasi satu versus dua dengan Machida yang melakukan overlap. Di kelebaran, Mitoma mengikat Kevin Diks dan menariknya menjauhi 4 pemain lain di back line.

 

Sumber: