Terimakasih BUMN-PWI!!!

Terimakasih BUMN-PWI!!!

--

Menjadi yang terbaik dalam Uji Kompetensi Wartawan (UKM) yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di Provinsi Lampung bukanlah tujuan utama. Tapi sebagai bonus seperti kata pepatah ‘usaha tak akan menghianati hasil’.

Laporan IDHO MAI SAPUTRA, LAMPUNG

Rasa khawatir dan takut dinyatakan tidak berkompeten mungkin tidak hanya berkecamuk dihati saya. Namun, hal itu juga dirasakan oleh semua peserta yang mengikuti UKW yang digelar oleh PWI Pusat dan BUMN di Hotel Emersia Kota Bandarlampung, pada Rabu-Kamis (10-11/1/2023) lalu.

Di Lampung sendiri, ujian untuk mendapatkan predikat sebagai jurnalis berkompeten itu diikuti oleh 36 wartawan dari berbagai media baik cetak dan elektronik. Yang dibagi menjadi enam kelas dengan rincian empat kelas untuk tingkat Wartawan Muda dan sisanya untuk tingkatan Madya.

Selama dua hari kami (seluruh peserta’red) bisa dibilang sangat khusyuk mengikuti setiap mata uji yang wajib diselesaikan untuk menyandang gelar wartawan berkompeten. Hal itu bisa dilihat dari raut wajah kami yang sangat serius mengerjakan setiap soal yang diberikan oleh penguji masing-masing.

Saat itu, saya bersama lima orang rekan sekelas yang mengambil tingkat Madya mendapat penguji Ketua PWI Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Firdaus Komar. Hal ini membuat saya semakin tegang karena beliau merupakan Direktur Lembaga UKW PWI Pusat.

Bisa dibayangkan, kami diuji oleh orang nomor satu yang membidangi urusan UKW. Bisa dikatakan beliau adalah Malaikat Pencabut Nyawa nya para wartawan bahkan penguji.

BACA JUGA:Datang ke Lampung, Anis Akan Sapa Warga Natar dan Lampung Timur

Sebab, dia memiliki kewenangan penuh untuk mencabut predikat kompeten bagi kami yang melanggar aturan atau undang-undang pers. Tak hanya itu, predikat sebagai penguji juga bisa dia cabut dengan jabatan yang saat ini diemban nya.

Satu demi satu mata uji di hari pertama bisa dikatakan berjalan mulus. Saya bersama rekan se-profesi mampu menyelesaikannya dengan baik. Dari situ kami agak tenang, terbesit di dalam hati bahwa sang penguji yang kami kira killer ternyata sangat ramah dan humble.

Bahkan, penjabaran di setiap materi yang dijelaskannya juga cukup gamblang dan mudah dimengerti. Serta beliau terus memotivasi kami bahwa soal yang kami kerjakan ini akan mudah jika memang kita menjalankan profesi pers ini sehari-hari.

Ketegangan itu perlahan terus mencair selama kami menyelesaikan 10 mata uji di tingkat Madya. Namun, rasa takut kembali menyelimuti ketika memasuki akhir sesi yaitu penilaian. 

Satu persatu dari kami dipanggil untuk melihat dan menandatangani hasilnya. Rasa lega dan bahagia kami rasakan saat mengetahui bahwa nilai yang diperoleh memuaskan dan dinyatakan berkompeten. Ya, kami berenam yang berada di kelas Pak Direktur Lembaga UKW PWI Pusat lulus.

Senyum sumringah menunjukan rasa bahagia yang tiada terkira terpancar dimata kami. Bahkan, kami langsung mengabadikan moment itu dengan foto bersama penguji yang menyandang gelar Doktor lulusan Universitas Sriwijaya (Unsri) itu.

Sumber: