Sekda Lamsel Telusuri Berkas Dana Hibah Koni
Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Selatan, Thamrin, S.Sos., M.M--
KALIANDA, RADARLAMSEL.DISWAY.ID - Sebuah isu muncul setelah beberapa pengurus cabang olahraga (cabor) mengeluh soal dana pembinaan. Informasi yang diterima Radar Lamsel, surat dana hibah KONI Kabupaten Lampung Selatan sampai saat ini masih tertahan.
Itulah yang jadi pemicu utama kenapa dana hibah belum juga disalurkan ke KONI. Namun ada pertanyaan besar, tersangkut di manakah surat dana hibah itu. Apakah di Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lampung Selatan, atau di tempat lain.
Radar menghubungi Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Selatan, Thamrin, S.Sos., M.M. untuk mengonfirmasi kejelasan mengenai surat dana hibah KONI. Thamrin bilang kalau dia akan mencari tahu kebenaran soal surat hibah itu.
"Besok kita telusuri di mana berkas dana hibahnya," ujarnya kepada Radar, Selasa, 21 Mei 2024.
Diberitakan sebelumnya, pengurus cabang olahraga (cabor) mempertanyakan dana pembinaan yang berasal dari KONI Kabupaten Lampung Selatan. Pertanyaan yang cukup wajar mengingat sekarang sudah hampir memasuki pertengahan tahun 2024.
BACA JUGA:Divisi Humas Polri Gelar Kegiatan Kolektif Terhadap Bahaya Terorisme di Polres Lamsel
Biasanya anggaran hibah dari Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan untuk KONI memang sudah turun di bulan-bulan ini. Namun tahun ini agak berbeda. Pasalnya, para pengurus cabor belum menerima informasi apapun seputar dana itu.
Beberapa waktu lalu, cabor Tarung Derajat sempat mempertanyakan dana pembinaan kepada Nursyamsi selaku Ketua Umum KONI Kabupaten Lampung Selatan. Waktu itu Nursyamsi bilang kalau pencairan anggaran masih menunggu kabar dari BPKAD.
"Kami sempat konfirmasi, ya, jawabannya seperti itu," ujar Sekretaris Umum Tarung Derajat Kabupaten Lampung Selatan, Hendriyadi, S.E. kepada Radar Lamsel, Senin, 20 Mei 2024.
Hendri mengatakan saat ini benar-benar membutuhkan anggaran untuk membuat program mereka bisa berjalan. Misalnya seperti pembinaan, latihan, dan program lain. Kalau anggarannya tertahan, maka secara otomatis programnya akan sia-sia.
"Jadi kesannya terasa percuma. Percuma kami merancang rencana tetapi nihil pelaksanaannya, anak-anak tidak puas," katanya.
Ketua Cabor PGSI Kabupaten Lampung Selatan, Desyanto, juga mengutarakan hal senada. Menurut dia, cabor bisa dikatakan sebagai mesin penggerak yang membutuhkan bahan bakar. Artinya cabor juga tidak akan bergerak tanpa dana.
"Lantas bagaimana nasib atlet-atlet yang mau menghadapi PON. Bagaimana persiapannya kalau dananya tidak ada," katanya. (rnd)
Sumber: